Sebagai seorang pebisnis, tentunya Anda sering mengambil keputusan terkait investasi untuk pengembangan pemasaran. Untuk menghitung berapa tahun perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atau untuk memastikan kapan bisnis Anda memiliki omset, Anda memerlukan perhitungan titik impas. Titik impas atau nama lain dari analisis titik impas diartikan sebagai suatu keadaan atau titik dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Singkatnya, titik impas adalah titik impas antara jumlah keuntungan dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan keuntungan dan kerugian. Lalu bagaimana cara menghitung break even point dan apa saja komponen perhitungannya? Jurnal akan masuk lebih dalam ke perhitungan titik impas .
Komponen titik impas
Dalam menghitung berapa BEP atau impas tentunya membutuhkan komponen. Berikut ini adalah komponen-komponen BEP:
- Biaya Tetap ( Fixed Cost ) , baik pada saat perusahaan berproduksi maupun tidak berproduksi.
- Biaya Variabel ( Variabel Cost ) , komponen ini bersifat dinamis dan tergantung pada tingkat volume produksi. Jika produksi meningkat, biaya variabel juga akan meningkat.
- Harga Jual (Selling Price), harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Baca juga: Contribution Margin Sebagai Alat Analisis Keuangan
Cara Menghitung Breakeven Point (BEP)
Berikut ini adalah contoh cara menghitung BEP dengan studi kasus:
Contoh kasus
Perusahaan bernama “Usaha Gemilang” memiliki data biaya dan rencana produksi sebagai berikut:
1. biaya tetap sebulan sebesar Rp140 juta, terdiri dari:
Biaya Gaji Karyawan + Pemilik : Rp. 75.000.000
Biaya Penyusutan Mobil: Rp1.500.000
Biaya Asuransi Kesehatan : Rp. 15.000.000
Biaya Sewa Gedung Perkantoran : Rp. 18.500.000
Biaya sewa pabrik: Rp 30.000.000
2. Biaya variabel per unit sebesar Rp. 75.000,00 terdiri dari:
Biaya Bahan Baku: Rp 35.000
Direct Labor Cost: Rp. 25,000
Biaya Lainnya: Rp. 15.000
3. Selling Price per Unit IDR 95,000
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha baik dalam satuan maupun dalam rupiah:
BEP Unit = Biaya Tetap (harga/unit – biaya variable/unit)
- BEP Unit = IDR 140,000,000 IDR 95,000 – IDR 75,000)
- BEP Unit = Rp140,000,000 Rp20,000
- BEP Unit = Rp. 7,000
- Jadi BEP per unit dari contoh diatas adalah Rp. 7.000 / satuan
BEP Rupiah = Biaya Tetap (kontribusi margin/unit harga/unit)
- BEP Rupiah = IDR 140,000,000 (IDR 20,000 IDR 95,000)
- Rupiah BEP = Rp140,000,000 0.2105
- Rupiah BEP = Rp.665,083,135
- Jadi BEP Rupiah dari contoh di atas adalah Rp665.083.135
Dengan perhitungan BEP di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai titik impas dengan harga jual Rp95.000, perusahaan harus mampu menjual 7.000 unit. Jika jumlah penjualan tidak mencapai 7.000 unit, maka tidak menutup biaya produksi yang sudah dikeluarkan.
Dengan mengetahui kapan suatu perusahaan melewati level BEP, Anda juga akan dapat menghitung berapa penjualan minimum untuk mendapatkan keuntungan yang Anda targetkan. Sebagai manajer atau pemilik bisnis, Anda dapat menambahkan laba yang ditargetkan ke biaya tetap yang Anda miliki.
Misal target profit sebulan adalah Rp. 60 juta, maka minimal penjualan yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
- BEP- Laba = (biaya tetap + laba target) (harga / unit- biaya variabel / unit) BEP – Laba = (140.000.000 + 60.000.000) (95.000 – 75.000)
- BEP – Laba = 200.000.000 20.000
- BEP – Laba = 10.000 unit
Perhitungan break even point dalam suatu bisnis sangat penting untuk menentukan target penjualan yang harus dipenuhi agar dapat memperoleh keuntungan bisnis. Break even point dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi setiap investasi dari kampanye pemasaran yang telah dilakukan. Hal ini karena berkaitan dengan biaya program pemasaran, menganalisis kemampuan perusahaan terhadap permintaan konsumen terhadap suatu produk. Analisis ini menanamkan disiplin dalam membuat keputusan pemasaran, kemudian melihat peluang seberapa besar kemungkinan mereka akan berhasil.
Software akuntansi jurnal online , membantu usaha anda menghitung titik impas secara akurat dan akurat. Dengan Jurnal , Anda juga bisa mendapatkan kemudahan pencatatan untuk keperluan akuntansi perusahaan kapan saja dan di mana saja. Tidak hanya mencatat transaksi, Jurnal juga menyediakan fitur untuk invoice otomatis, tracking ketersediaan barang, dan asset management yang akan membantu mengembangkan nilai aset bisnis Anda di masa mendatang.