Harga pokok penjualan (COGS) bukanlah istilah asing untuk Anda dengar, bukan? Apalagi bagi orang yang bekerja di bidang akuntansi, istilah ini akan sangat familiar. Namun, bagi sebagian orang masih ada sebagian yang bingung. Beberapa orang akan menganggap harga pokok penjualan sebagai harga jual, begitukah? Biaya p enjualan bukan harga jual. Harga jual dan harga pokok penjualan memiliki arti dan cara perhitungan yang berbeda. Di bawah ini Jurnal akan memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual.
HPP adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. Perhitungan HPP dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ketika akan memproduksi barang atau jasa. Secara umum perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead .
1. Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) atau biasa disebut dengan harga pokok penjualan (HPP) adalah semua biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Dalam menghitung HPP, biaya yang diperhitungkan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
2. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Tujuan menghitung harga pokok penjualan adalah mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa tersebut. HPP merupakan salah satu komponen dalam laporan laba rugi. Untuk menghitung COGS, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir |
Ketika
Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Transportasi) – (Pengembalian Pembelian + Diskon Pembelian) |
3. Komponen COGS
1. Persediaan Barang Dagangan Awal
Dalam sebuah perusahaan perdagangan, ketersediaan barang tentu merupakan hal penting yang harus selalu diperhatikan agar tidak terjadi kekosongan stok yang dapat mengakibatkan kelangkaan barang dan lebih fatal bagi pendapatan perusahaan.
Persediaan awal barang dagangan adalah barang dagangan yang tersedia pada awal periode tahun buku berjalan. Informasi tentang saldo persediaan awal barang dagangan ini biasanya dicatat pada neraca periode berjalan atau tahun sebelumnya.
2. Pembelian Bersih
Untuk menjaga ketersediaan stok barang dagangan selama periode tahun buku berjalan, perusahaan dagang akan melakukan pembelian barang dagangan. Pembelian barang dagangan secara tunai atau kredit ditambah biaya transportasi atau pengangkutan dan dikurangi dengan diskon atau potongan pembelian dan retur pembelian merupakan bagian dari komponen pembelian neto.
Dalam komponen ini, diskon pembelian dan pengembalian tidak selalu tersedia. Oleh karena itu, jika perusahaan tidak memiliki barang dagangan pembelian dan pembelian kembali, maka komponen pembelian bersih hanya mencakup semua pembelian barang dagangan baik tunai maupun kredit ditambah biaya transportasi atau pengangkutan saja.
3. Persediaan akhir barang dagangan
Selain persediaan awal, harga pokok penjualan juga memiliki komponen yang disebut persediaan akhir barang dagangan. Komponen ini mengurangi jumlah barang yang siap dijual yang diperoleh dari persediaan awal barang dagangan ditambah pembelian bersih.
Persediaan akhir barang dagangan adalah persediaan barang yang tersedia pada akhir periode tahun buku berjalan. Informasi tentang saldo persediaan akhir barang dagangan dapat ditemukan pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
Baca juga: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan di Perusahaan Dagang
4. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
PT Maju Bersama on March 24, 2017 has:
- Persediaan barang dagangan (awal) sebesar Rp. 20 juta.
- Pembelian Rp 50 juta.
- Biaya transportasi pembelian sebesar Rp1 juta.
- Retur pembelian Rp 5 juta.
- Diskon pembelian Rp 2 juta.
- Persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp 10 juta.
Untuk menghitung COGS adalah sebagai berikut:
Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Transportasi) – (Pengembalian Pembelian + Diskon Pembelian) Pembelian Bersih = (50.000.000 + 1.000.000) – (5.000.000 + 2.000.000) Pembelian Bersih = 51.000.000 – 7.000.000 Pembelian Bersih = 44.000.000 | |
Barang Tersedia untuk Dijual = Persediaan Awal + Pembelian Bersih Barang Tersedia untuk Dijual = 20.000.000 + 44.000.000 Item yang Tersedia untuk Dijual = 64.000.000 |
HPP = Barang Tersedia untuk Dijual – Persediaan Akhir HPP = 64.000.000 – 10.000.000 HPP = 54.000.000 |
Dari contoh di atas terlihat bahwa besaran HPP adalah Rp54 juta.