Penyusutan dalam Akuntansi: Definisi, Faktor, Metode dan Contoh

Penyusutan dalam Akuntansi: Pengertian, Faktor, Metode dan Contoh  – Jadi apa itu penyusutan?? Pengertian Penyusutan adalah alokasi yang dibuat secara sistematis untuk mengecilkan atau mengurangi jumlah suatu aset selama masa manfaatnya. Aset tetap tersebut merupakan aset perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional. Setiap tahun, beban penyusutan aset tetap muncul sebagai pengguna dalam operasi perusahaan.

Secara umum penerapan penyusutan atau penyusutan aktiva tetap dalam keuangan perusahaan dapat mempengaruhi laporan keuangannya dan juga perubahan pajak penghasilan badan. Penyusutan sering dipandang sebagai kerugian dalam perhitungan nilai, namun bagi seorang akuntan yang memahami laporan keuangan dapat memandang penyusutan sebagai alat untuk alokasi biaya.

Definisi Penyusutan

Penyusutan merupakan konsekuensi dari penggunaan aset tetap. Dimana aset tetap akan cenderung mengalami penurunan fungsi. Pengertian penyusutan menurut penalaran umum adalah cadangan yang akan dialokasikan untuk membeli aset baru untuk menggantikan aset lama yang sudah tidak produktif. Sedangkan menurut akuntansi, penyusutan adalah pengalokasian biaya perolehan aktiva tetap ke dalam biaya produksi, atau biaya operasional yang diakibatkan oleh penggunaan aktiva tetap tersebut.

Aset tetap akan mengalami penyusutan dari satu periode ke periode berikutnya, sehingga nilai penggunaan aset tetap akan terus menurun dari satu periode ke periode berikutnya, kecuali tanah. Misalnya, sebuah mesin yang dibeli untuk efektifitas operasi perusahaan seharga 12.000.000 dan setelah 6 tahun berikutnya nilai mesin tersebut disusutkan menjadi Rp. 7.000.000.

Dalam jangka waktu tertentu jika telah digunakan atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan menurun. Aset tetap yang nilainya tidak akan berkurang, bahkan nilainya cenderung meningkat atau semakin tinggi adalah tanah. Seiring waktu, nilai sebidang tanah akan meningkat atau meningkat.

Penyusutan aset tetap terjadi karena berkurangnya nilai pakai aset tetap yang disebabkan oleh penggunaan aset tetap tersebut. Penyusutan juga dikenal sebagai penyusutan, yang merupakan alokasi aset tetap karena penurunan nilai aset tetap tersebut. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan atau penyusutan, antara lain metode garis lurus, metode jumlah tahun, metode penurunan berganda, metode satuan jam kerja dan metode satuan hasil produksi.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang metode penyusutan aset tetap, sebaiknya pahami dulu istilah-istilah berikut ini:

  1. Biaya (harga barang + biaya yang menyertainya)
  2. Harga buku aset tetap (biaya akuisisi – akumulasi penyusutan aset tetap)
  3. Nilai sisa disebut juga nilai sisa yang merupakan taksiran nilai aktiva tetap setelah digunakan menurut umur ekonomisnya.
  4. Umur ekonomis adalah batas waktu pemakaian barang atau perkiraan umur barang.

Beberapa istilah di atas akan memudahkan untuk memahami metode penyusunan aset tetap. Berikut ini adalah penjelasan dan pembahasan beberapa jenis metode penyusutan aktiva tetap

Baca Juga :    Pengertian & Pengertian “Aset Tetap” (Karakteristik – Sifat – Contoh)

Pengertian Depresiasi Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan depresiasi, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli tentang definisi depresiasi. Nah berikut ini adalah pengertian depresiasi atau depresiasi menurut para ahli :

  • Menurut Sofyan Harahap
    Pengertian penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap selama masa pemakaian atau bisa juga disebut biaya yang dibebankan pada produksi akibat penggunaan aktiva tetap tersebut dalam proses produksi.
  • Menurut Kleso, Weygant dan Warfield
    Definisi depresiasi adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan biaya aset berwujud ke biaya secara sistematis dan nasional selama periode yang diharapkan untuk memanfaatkan penggunaan aset tersebut.
  • Menurut Zaki Baridwan
    Pengertian penyusutan adalah bagian dari biaya perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi bagian dari biaya perolehan suatu periode akuntansi.
  • Menurut PSAK (Pertanyaan tentang Standar Akuntansi Keuangan)
    Menurut PSAK No. 17 pengertian penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan selama taksiran masa manfaat. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan langsung atau tidak langsung ke pendapatan.

Faktor dalam Menentukan Beban Penyusutan

Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan beban penyusutan untuk setiap periode, menurut Baridwan (2010: 307), yaitu:

  • Biaya (biaya)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang dikeluarkan dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset dan menempatkannya agar dapat digunakan.

  • Nilai sisa (sisa)

Nilai sisa dari suatu aset yang disusutkan adalah jumlah yang diterima jika aset tersebut dijual, ditukar atau dengan cara lain pada saat aset tersebut tidak dapat digunakan lagi, dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat penjualan/penukarannya.

  • Taksiran masa manfaat (useful life)

Estimasi masa manfaat (masa manfaat) suatu aset dipengaruhi oleh sarana pemeliharaan dan kebijakan yang diambil dalam penyusunannya. Perkiraan usia ini dapat dinyatakan dalam jangka waktu, satuan produksi atau satuan jam kerja. Dalam menilai usia (masa manfaat) aset, penyebab fisik dan fungsional keausan harus dipertimbangkan.

Baca Juga:  “Sektor Produksi” dalam Ekonomi & (Ekspansi – Peningkatan Kualitas)

Menurut Nayla 

Menurut Nayla (2013:41), susut dapat terjadi pada tiga kondisi tetap yaitu:

  • Digunakan selama lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.
  • Digunakan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan, kegiatan produksi perusahaan, dan kegiatan pengambilan keuntungan perusahaan.
  • Dapat memberikan manfaat atau manfaat bagi perusahaan, tetapi memiliki masa manfaat atau manfaat yang terbatas.

Menurut Herry
Sementara itu, menurut Hery (2014:139), untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari beban penyusutan periodik, ada empat faktor yang perlu diperhatikan:

  1. Nilai aset (biaya aset)
  2. Nilai sisa atau residual (nilai sisa)
  3. Era ekonomi (kehidupan ekonomi)
  4. Pola penggunaan (pola penggunaan)

Metode Penyusutan dalam Akuntansi Bisnis

Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa metode penyusutan yang umum digunakan. Sesuai dengan definisi penyusutan di atas, yang mengharuskan seorang akuntan untuk menggunakan metode penyusutan yang rasional dan sistematis.

Misalnya dalam contoh studi kasus, perusahaan Anda ingin membeli mesin produksi baru untuk tujuan tertentu maka dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Biaya Mesin Produksi Baru = Rp. 500 juta
  • Manfaat Estimasi Waktu = 5 tahun
  • Perkiraan Nilai Sisa = Rp 50 juta
  • Usia Produktif = 30 ribu jam

Dari uraian tersebut, ada beberapa metode penyusutan yang dapat Anda gunakan untuk menghitung beban penyusutan keuangan perusahaan Anda, antara lain:

Baca Juga :  Pengertian & “Akuisisi” (Jenis – Manfaat – Proses – Kekuatan – Kelemahan)

Metode Garis Lurus “Metode Garis Lurus”

Metode ini disebut juga Metode Garis Lurus dan merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Metode ini berfokus pada penyusutan sebagai fungsi waktu dan bukan fungsi penggunaan.

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

  1. Biaya Penyusutan = (Biaya Aset-Nilai Sisa): (Nilai Aset)
  2. Depreciation expense = (Rp. 500 million – Rp. 50 million): 5 = Rp. 90 million

Namun penggunaan metode ini dinilai kurang realistis karena penggunaan aset yang sama setiap tahunnya.

Metode Pengurangan Biaya

Metode ini merupakan metode penyusutan yang dipercepat yang memberikan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode berikutnya. Fokus utama pada metode ini adalah beban penyusutan yang lebih besar pada tahun awal karena aset mengalami penurunan pada tahun tersebut.

Metode ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

  • Metode Jumlah Tahun
    Perhitungan penyusutan menggunakan pecahan dengan pembilang nomor tahun (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan penyebutnya adalah jumlah tahun. Dalam metode ini pembilangnya berkurang dari tahun ke tahun dan penyebutnya tetap konstan (15/15, 15/4, 15/3, 15/2, dan 15/1), dengan ilustrasi sebagai berikut:
  • Metode Saldo Menurun Metode
    saldo menurun menggunakan beban penyusutan “dalam persentase” dalam bentuk kelipatan metode garis lurus. Misalnya tingkat saldo menurun ganda untuk aset 10 tahun akan menjadi 20% “dua kali biaya garis lurus 1/10 atau 105”, mengikuti ilustrasi:

Baca Juga :  Pengertian & Pengertian “Kegiatan Ekonomi” (Tujuan – Macam – Contoh)

Metode Kegiatan (Unit Penggunaan atau Produksi)

Metode ini mengasumsikan penyusutan sebagai fungsi produktivitas atau penggunaan dan bukan dalam hal berlalunya waktu. Dengan gambaran di atas, penentuan umur susut mesin produksi tidak memiliki masalah khusus karena penggunaan yang relatif mudah diukur.

Misalkan mesin produksi digunakan 4.000 jam pada tahun pertama, maka beban penyusutan dapat dihitung sebagai berikut:

Beban penyusutan = [(Rp500 juta – Rp50 juta) x 4.000]: 30 ribu = Rp60 juta.

Namun metode ini memiliki keterbatasan karena tidak tepat digunakan dalam situasi penyusutan berdasarkan waktu dan bukan aktivitas.

Metode Penyusutan Khusus

Dalam hal penyusutan telah dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengetahui manfaat dari aset perusahaan. Namun, dalam beberapa kasus, perusahaan tidak dapat memilih salah satu metode penyusutan di atas karena aset yang terlibat memiliki karakteristik yang unik atau memerlukan penerapan khusus.

Ada dua cara khusus yang bisa Anda terapkan untuk kasus ini, yaitu:

  • Metode kelompok dan gabungan, sering digunakan pada aset yang cukup homogen dan memiliki fungsi yang hampir sama.
  • Metode campuran dan kombinasi, diterapkan sesuai dengan keinginan akuntan.

Contoh soal

Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tanggal 1 Januari 19×1 dengan harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan sebesar Rp. 1.000.000 perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan
biaya penyusutan penyusutan = 13.000.000 – 1.000.000 / 5: 2.400.000

Tabel Penyusutan 

TahunJumlahnya terdepresiasiTarifBiaya depresiasiAkumulasi penyusutanNilai buku
19 × 1

19 × 2

19 × 3

19 × 4

19 × 5

12,000,000

12,000,000

12,000,000

12,000,000

12,000,000

20%

20%

20%

20%

20%

2,400,000

2,400,000

2,400,000

2,400,000

2,400,000

2,400,000

4,800,000

7,200,000

9,600,000

12,000,000

10,600,000

8,200,000

5,800,000

3,400,000

1,000,000

Hitung 
a. tarif penyusutan
b. penyusutan tahunan
c. nilai buku setelah 5 tahun suatu aset senilai Rp. 10.000.000 dibeli pada tanggal 5 Januari. Setelah masa manfaat berakhir selama 10 tahun sisa nilai Rp. 2.000.000.

Menjawab:

tarif penyusutan: 100% / perkiraan usia
: 100% / 10: 10%

penyusutan: (harga perolehan – nilai sisa) x tarif penyusutan / tahun
: 10.000.000 – 2.000.000 x 0,1
: 800.000 / tahun

Nilai buku 

Penyusutan selama 5 tahun : 800.000 x 5 = Rp. 4.000.000
nilai buku: biaya perolehan – akumulasi penyusutan
: 10.000.000 – 4.000.000
: 6.000.000

Unit Metode Produksi 

Penyusutan dihitung berdasarkan unit output atau unit produksi misalnya jam, kg
penyusutan = penyusutan unit x penggunaan
penyusutan = harga perolehan – nilai sisa x penggunaan
taksiran umur (dalam satuan)

contoh    Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tanggal 1 Januari 19×1 dengan harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan sebesar Rp. 1.000.000 perkiraan nilai sisa sebesar Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat (100.000 km), tentukan penyusutan misal 19 × 1 truk bekas 15.000 km, 19 × 2 30.000 km, 19 × 3 20.000 km, 19 × 4 25.000 km, 19 × 5 10.000 km

Biaya penyusutan kesatuan : 13.000.000 – 1.000.000 / 100.000 : 120 

TahunSatuan kegiatanDepresiasi / satuanBiaya depresiasiAkumulasi penyusutanNilai buku
19 × 1

19 × 2

19 × 3

19 × 4

19 × 5

15,000

30,000

20,000

25,000

10,000

120

120

120

120

120

1,800,000

3,600,000

2,400,000

3,000,000

1,200,000

1,800,000

5,400,000

7,800,000

10,800,000

12,000,000

11,200,000

7,600,000

5,200,000

2,200,000

1,000,000

 

Contoh:

PT Elok membeli mobil bekas seharga Rp. 600.000 dan menghabiskan Rp. 150.000 sebagai biaya perbaikan, berapa penyusutan dan nilai buku pada akhir tahun kedua jika mobil memiliki nilai sisa Rp. 150.000 dan estimasi masa manfaat 85.000 km lagi, di tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 km dan di tahun kedua butuh 14.000 km
penyusutan perunit : 750.000 – 150.000 / 85.000 km
: Rp 7 / km
Penyusutan dalam 1 : 7 x 12.000: 84.000 dalam
2: 7 x 14.000: 98.000
akumulasi penyusutan: 84.000 + 98.000 = 182.000
nilai buku pada akhir tahun kedua: 750.000 – 182.000 = 568.000

Metode Penurunan Ganda (Metode Penurunan Ganda) 

Dalam menghitung penyusutan dengan metode ini tidak ada nilai sisa yang diakui. Berdasarkan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tanpa nilai sisa dikalikan dua digunakan untuk menentukan penyusutan saldo berjalan ganda dengan mengalikan tarif yang telah dikalikan dengan nilai buku aset pada awal setiap
periode buku. di awal tahun x tarif penyusutan = biaya penyusutan
tarif penyusutan = 100% x 2

Demikian pembahasan tentang  Penyusutan dalam Akuntansi: Pengertian, Faktor, Metode dan Contohnya   semoga dengan ulasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.