Jenis Investasi Jangka Panjang Yang Harus kamu Miliki

By | November 12, 2020
Jenis Investasi Jangka Panjang Yang Harus kamu Miliki

Daftar isi:

Pengertian Investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jangka panjang dan pendek. Investasi berjangka panjang merupakan investasi yang dilakukan untuk mempersiapkan dana pensiun di masa yang akan datang. Jika dilihat secara nyata, investasi ini bisa dirasakan dalam jangka waktu yang lama bahkan puluhan tahun.

Contoh Investasi Jangka Panjang

  • Properti (apartemen, hotel dll)
  • Tanah (kontrakan, kos-kosan)
  • Emas batangan

Pengertian Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang yaitu investasi yang mana dana yang digunakan akan diputar dan baru dapat dicairkan apabila sudah tiba jangka waktu tertentu biasanya paling cepat 1 tahun. Investasi jangka panjang juga bisa diartikan sebagai penanaman sebagian kekayaan modal dari seseorang atau perusahaan terhadap perusahaan atau personal lain untuk mendapatkan penghasilan tetap atau menguasai objek lain tersebut. Ada beberapa jenis investasi jangka panjang, seperti rumah, tanah, saham, obligasi dan lain-lain.

Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang

Jenis-jenis dari investasi jangka panjang, antara lain sebagai berikut:

  • Emas

    Emas adalah logam mulia 99,99% yang sangat berharga dan langka yang bisa diterima oleh semua kalangan. Emas dapat dengan mudah dibentuk atau sering dipergunakan sebagai perhiasan. Investasi emas adalah investasi jangka panjang yang aman serta mengutungkan.

    Di kondisi yang tidak menentu, emas mempunyai nilai jual yang lebih stabil dan dianggap sebagai pengganti mata uang tanpa batasan asset yang penting dan aman kapan saja bisa dijadikan uang ketika dibutuhkan. Nilai tukar US Dollar yang sama dan searah dengan emas, sehingga banyak orang yang melakukan investasi emas.

  • Properti

    Bentuk lain dari investasi jangka panjang adalah investasi berupa properti mulai dari tanah, rumah, ruko, apartemen, kebun dan sebagainya.

  • Saham

    Suatu perusahaan dapat mendapatkan dana dari para investor dengan cara menerbitkan atau mengeluarkan saham. Berbeda dengan obligasi, saham adalah suatu pernyataan dan bukan surat hutang dan tidak membutuhkan penebusan penerbitannya

  • Reksa Dana

    Para investor dapat melakukan investasi tetapi secara tidak langsung, yakni memakai perantara perusahaan reksa dana. Dana yang sudah dikumpulkan dari para investor dalam jumlah yang besar akan meningkatkan posisi tawar-menawar dari perusahaan reksa dana.

  • Program Pensiun

    Perusahaan asuransi di Indonesia sudah sangat banyak dan telah memasarkan dan memperkenalkan produk unggulan yang telah dipadukan dengan program investasi dana pensiun. Sampai apabila sudah tiba masa pensiun, investor akan mendapatkan sejumlah dana yang asalnya dari hasil pengembangan dari pihak perusahaan asuransi.

    Namun demikian, investasi program pensiun tidak banyak mendapatkan bunga jika dibandingkan dengan menabung pada suatu bank tertentu yang sifat bunganya lebih besar. Hasil dari investasi dengan program pensiun juga tidak menentu daripada investasi lain. Besarnya keuntungan dan bunga yang akan didapatkan seringkali bergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan asuransi.

  • Obligasi

    Obligasi yaitu surat bukti telah memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi dan harus dilunasi ketika tanggal jatuh temponya. Obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan, apabila diterima oleh pemegang obligasi yang berbentuk badan, dengan rekarakterisasi sebagai deviden, bagian keuntungan yang diterima itu tidak dikenakan pajak.

  • Asuransi

    Asuransi yaitu sebuah perjanjian antara tertanggung yakni dan penanggung yakni perusahaan asuransi. Asuransi berasal dari kata Insurance yang artinya pertanggungan. Penanggung akan bersedia menanggung sejumlah kerugian yang sangat mungkin terjadi di masa mendatang sesudah tertanggung menyepakati pembayaran uang tersebut dengan premi.

Tujuan Investasi Jangka Panjang

Tujuan dari investasi jangka panjang adalah sebagai berikut:

  • Mengarahkan dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan sosial atau kepentingan ekspansi suatu perusahaan
  • Pengendali atau pengontrol perusahan atau orang tertentu dengan kepemilikan usaha tersebut
  • Menjamin adanya bahan baku dan pasar untuk produk yang akan dihasilkan
  • Menurunkan persaingan antar perusahaan sejenis
  • Mendapatkan penghasilan pasif dalam setiap periode, seperti bunga, royalti, deviden atau uang sewa.

Risiko Investasi adalah sebuah besaran atau ukuran dari sebuah ketidakpastian yang menggambarkan variansi dari imbal hasil sebuah investasiRisiko investasi yaitu kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return harapan.

Jenis Risiko Investasi 

Risiko Likuiditas (Marketability or Liquidity)
Risiko likuiditas adalah risiko atas produk investasi yang tidak mudah diperdagangkan atau tidak laku untuk dijual kembali. Menurut teorinya, kemudahan menjual berbanding terbalik dengan imbal hasil dan rating (peringkat). Maksudnya apabila Anda berinvestasi pada sebuah saham, saham perusahaan yang menguntungkan biasanya lebih mudah diperjual belikan di bursa saham, dibanding  saham perusahaaan yang sedang merugi.
Risiko Gagal Bayar/wanprestasi (default)
Jadi investasi kita tidak dapat dikembalikan oleh penyedia investasi. Risiko gagal bayar adalah risiko yang disebabkan peminjam/penerbit produk investasi yang tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran sesuai dengan yang dijanjikan/disepakati pada waktunya.
Risiko Pajak (tax)
Risiko pajak erat kaitannya dengan hal kewajiban perpajakan karena kita berinvestasi. Struktur pajak di Indonesia relatif masih sederhana, karena jumlah wajib pajak perorangan (bukan badan usaha) yang jumlahnya relatif belum banyak. Hal ini membuat perencanaan pajak perorangan dengan menggunakan produk-produk investasi di Indonesia belum bisa dilakukan dengan maksimal.
Risiko Inflasi (inflation)
Risiko inflasi berkaitan dengan adanya potensi penurunan riil nilai pokok investasi dan hasil investasi di masa depan. Inflasi akan menggerogoti nilai uang kita, karena ‘bunga’ yang diberikan oleh produk investasi jangka pendek (seperti deposito) umumnya tidak cukup untuk menutupi kenaikan biaya hidup.
Risiko Bunga (interest rate)
Risiko bunga berhubungan dengan peningkatan atau penurunan suku bunga yang memiliki dampak pada hasil investasi kita. Di Indonesia suku bunga berkaitan erat dengan suku bunga  yang ditetapkan Bank Indonesia atai BI rate dan suku bunga SBI. Misalnya saat sekarang suku bunga di Indonesia mengalami kenaikan, sehingga bunga tabungan, deposito dan termasuk bunga pinjaman mengalami kenaikan.
Risiko Mata Uang (currency)
Risiko mata uang adalah risiko investasi yang berkaitan dengan nilai mata uang negara lain dalam hubungannya dengan mata uang dalam negeri (Indonesia). Contohnya Anda berinvestasi pada perdagangan mata uang asing, tentu sangat rentan terkena risiko mata uang.
Risiko daya beli (purchasing power-risk)
Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi, di mana perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi. Sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
Risiko bisnis
Risiko bisnis merupakan ketidakpastian arus pendapatan yang muncul karena kondisi bisnis perusahaan.Semakin fluktuatif pendapatan yang masuk ke perusahaan berarti semakin fluktuatif pula arus pendapatan yang diterima investor.
Risiko Negara
Risiko Negara muncul akibat perubahan yang terjadi pada Negara dimana investor melakukan investasi. Resiko ini tidak bisa dihindari, namun bisa diturunkan dengan memilih melakukan investasi di Negara-negara yang sudah mapan sehingga kalaupun terjadi perubahan,tidak terlalu drastis.
Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk)
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tigkat keuntungan, dan lain sebagainya.
Risiko Sistematis (systematic risk)
Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
Sumber Referensi dari Finansialku.com/ referensimakalah.com/ bisniskeuangan.kompas.com