Daftar isi:
Neraca
Neraca adalah laporan yang ada kaitannya langsung yang akan di gunakan untuk pengukuran posisi dari keuangan yang ada di perusahaan. Neraca juga memiliki beberapa unsur-unsur penyusunan yang harus digunakan, unsur – unsur dari neraca adalah sebagai berikut. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Keuangan)
1. Aktiva atau Aset
Aktiva atau aset adalah sumber dari daya ekonomi yang di miliki oleh perusahaan, yang timbul dari suatu peristiwa masa lampau dan akan mmemeberikan manfaat di waktu yang akan datang. Di dalam neraca ini sebagian besar dari aktiva perusahaan akan disusun secara urut dan berdasarkan tingkat kelancarannya (likuiditas), tetapi untuk aktiva tetap akan disusun secara berurutan dengan berdasarkan tingkat kekekalannya.
Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan dari putaran aktiva yang habis di gunakan atau dirubah menjadi kas, sehingga semakin cepat perubahan menjadi kas atau sudah habis dipakai maka aktiva ini akan dikatakan semakin lancar.

unsur laporan keuangan yang tidak berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah,sebutkan dan jelaskan unsur dasar suatu laporan keuangan disertai dengan contoh transaksi,salah satu unsur dari laporan keuangan berupa,sebutkan dan jelaskan unsur unsur yang ada dalam harta lancar,unsur neraca keuangan adalah,unsur dasar laporan posisi keuangan atau neraca terdiri atas,struktur kekayaan suatu perusahaan berkaitan erat dengan struktur,unsur yang akan memperbesar ekuitas
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diklasifikasik unsur – unsur aktiva :
Aktiva Lancar: adalah sebuah aset yang akan habis jika di gunakan dan akan mendapatkan manfaat atau berubah bentuk dari aktiva menjadi kas yang dalam waktu kurang dari satu tahun. Contoh dari aktiva perusahaan adalah kas dan persediaan barang dagang.
Investasi Jangka Panjang: adalah sumber yang ekonomis dari aktiva yang di miliki perusahaan dan bertujuan tidak untuk digunakan pada kegiatan operasioinal perusahaan tetapi akan memiliki tujuan yang lain yaitu untuk membeli sebuah saham dan untuk membeli perusahaan lain. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)
Aktiva Tetap: adalah aktiva yang hampir sama dengan aktiva lancar akan tetapi aktiva tetap memiliki periode yang lebih panjang (lebih dari satu tahun). Ciri – ciri aktiva yang bisa dikategorikan menjadi aktiva tetap yaitu :
Aktiva tersebut sudah dibeli dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam kegiatan operasi di perusahaan.
Memiliki waktu periode lebih dari satu tahun, misalnya kendaraan, mesin – mesin produksi, dan lain – lain.
Aktiva tidak Berujud: adalah aktiva yang sudah melekat di perusahaan secara keseluruhan dan tidak bisa di identifikasi secara fisik tetapi perusahaan bisa merasakan manfaatnya. Contoh dari aktiva tidak berujud ini adalah merek dari perusahaan, hak cipta, goodwill, dan lain – lain. Merek tidak akan bisa di identifikasi secara fisik akan tetapi perusahaan bisa merasakan manfaat dari merek tersebut. Misalnya konsumen akan menggunakan suatu produk maka mereka cenderung memilih produk dengan mengutamakan merek. Aktiva tetap ini tidak berujud dan merupakan aset perusahaan sehingga aktiva tetap ini harus dilindungi keberadaannya agar tidak ada pihak yang ingin meniru. (Baca juga: Ruang Lingkup Akuntansi Syariah)
Aktiva Lain – lain: adalah aktiva perusahaan yang tidak memenuhi klasifikasi di atas. Contoh dari aktiva ini adalah peralatan mesin – mesin kantor yang masih mempunyai umur ekonomis tetapi kondisinya sudah tidak layak atau rusak, dana jaminan, dan lain – lain. (Baca juga: Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional)
2. Kewajiban
Kewajiban adalah sebuah hutang yang di miliki oleh perusahaan pada saat ini dan timbul dari peristiwa lampau perusahaan dan hutang akan di bayar oleh perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia. Kewajiban ini sering disebut hutang oleh perusahaan. Penyajian kewajiban di dalam neraca ini juga akan diatur secara berurutan dari yang paling dekat dengan jatuh tempo atau tanggal bayar. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
Kewajiban Jangka Pendek: merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun, atau bahkan kurang dari satu tahun, tergantung dengan siklus periode keuangan perusahaan yang terkait. Kewajiban jangka pendek dilunasi dengan menggunakan sumber dari aktiva lancar atau kewajiban jangka pendek yang baru. Yang termasuk pada kewajiban jangka pendek adalah hutang dagang, hutang deviden, wesel bayar, hutang biaya, dan lain sebagainya.
Kewajiban Jangka Panjang: merupakan kewajiban yang dibayar dalam periode yang lebih lama dan bersifat periodik. Periode yang berlaku dalam kewajiban jangka panjang tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak, dan bisa mencapai periode lebih dari sepuluh tahun. Yang termasuk kewajiban jangka panjang adalah hutang hipotek dan hutang obligasi yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atau sisa dari aktiva perusahaan setelah dikurangi oleh semua kewajiban yang ada. Sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut. (Baca juga: Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah)
AKTIVA – KEWAJIBAN = EKUITAS
Dalam neraca perusahaan, ekuitas ini akan di sajikan secara urut dengan berdasarkan tingkat kekalnya. Sehingga semakin kekal maka akan di tempatkan pada urutan yang pertama, dan selanjutnya. Ekuitas sering di sebut dengan modal. Elemen – elemen untuk penyusunan ekuitas:
Modal : adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan menjalankan usaha operasional perusahaan, dapat berupa uang maupun tenaga. Modal dapat berasal dari pemilik usaha itu sendiri, atau dari pihak lain yang menanamkan modal untuk bekerja sama.
Agio Saham : adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapat dari menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku. Agio saham didapat ketika saham berada pada kurs diatas rata-rata, atau diatas 100%, atau diatas nilai nominal seharusnya. Agio saham adalah selisih dari harga saham yang dijual dengan harga saham seharusnya (jika tidak dijual mahal atau tidak berada di kurs tinggi).
Laba di Tahan: adalah laba yang tidak diberikan pada pemegang saham dalam pembagian deviden atau pembagian keuntungan modal. Laba ditahan digunakan untuk keperluan perusahaan selanjutnya, seperti menambah usaha atau memperluas area usaha. Ketentuan mengenai laba ditahan ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS.
Laporan Laba/Rugi
Laporan ini disebut juga Income Statement, adalah laporan yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai hasil laba atau rugi yang didapat oleh perusahaan dalam periode tertentu. Berikut hal-hal yang terdapat dalam laporan laba/rugi:
1. Penghasilan
Penghasilan adalah segala sesuatu yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil usaha atau kegiatan bisnis dan operasional mereka. Penghasilan didapat dari pendapatan dari penjualan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan, maupun pendapatan yang diperoleh dari bidang lain selain usaha utama perusahaan. Dalam laporan laba rugi, penghasilan yang lebih besar dari biaya akan menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi laba. Dan sebaliknya, jika penghasilan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan maka laporan itu menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi rugi. (Baca juga: Manfaat Mempelajari Akuntansi)
Unsur dari pendapatan atau penghasilan meliputi :
Pendapatan : adalah kenaikan dari manfaat ekonomis yang berasal dari kegiatan operasional sebuah perusahaan. Kegiatan operasional utama perusahaan adalah kegiatan – kegiatan perusahaan yang di fokuskan oleh perusahaan. Contoh : Pada perusahaan dagang maka kegiatan yang wajib dilakukan adalah jual beri barang dagang jadi pendapatan perusahaan bisa di hasilkan dari penjualan barang dan bukan dari penjualan aktiva tetap yang ada. Dan pendapatan nya adalah penjualan barang dagang.
Keuntungan : adalah manfaat dari ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas pada perusahaan. Contoh nya yaitu keuntungan dari penjualan aktiva tetap, penjualan aktiva ini tidak terjadi di setiap periode, dan juga tidak setiap penjualan ativa tetap pada perusahaan yang akan mendapatkan laba. Kegiatan utama yang di lakukan oleh perusahaan bukan jual beli aktiva tetap tetapi laba dari penjualan aktiva tetap ini akan dimasukkan ke dalam kategori keuntungan.
Pendapatan Lain-lain : adalah tempat yang di gunakan untuk menumpuk penghasilan yang tidak akan di masukkan kedalam kategori seperti diatas. Contoh dari pendapatan lain – lain ini adalah pendapatan bungan oleh perusahaan dagang yang menggunakan atau memiliki rekening di sebuah Bank.
2. Biaya
Biaya adalah segala pengorbanan yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Biaya dinyatakan dalam satuan uang sesuai dengan harga yang berlaku di masyarakat. Terdapat dua jenis biaya dalam akuntansi, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat jelas dan dapat diketahui secara fisik. Contoh biaya eksplisit adalah uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung dan jelas fisiknya. Misalnya biaya implisit adalah biaya penyusutan modal, biaya penyusutan perlengkapan, dan biaya kesempatan. (Baca juga: Standar Akuntansi Syariah Intenasional)
Unsur – unsur yang ada di biaya adalah :
Biaya : adalah perubahan dari manfaat ekonomis yang terjadi dari suatu kegiatan operasional utama sebuah perusahaan. Contoh nya adalah : Perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya adalah mengubah bahan baku menjadi bahan jadi dan menjual hasil nya kepada konsumen, jadi biayta merupakan kumpulan dari pengerluaran yang digunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji, dan pengeluaran lainnya yang masih ada sangkutan nya dengan proses bahan baku menjadi bahan jadi. Contoh nya yaitu biaya bahan baku.
Beban : adalah pengorbanan dari sumber daya ekonomis yang menghasilkan, dalam laporan keuangan beban merupakan faktir yang akan mengurangi penghasilan. Contoh nya : gaji, beban penyusutan gedung, dan lain-lain.
Kerugian : adalah menyusutnya manfaat ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak terjadi dalam pelaksaan aktivitas di perusahaan. Contoh : kebakaran, bencana alam, banjir, dan lain sebagainya.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas (capital statement) adalah laporan yang memberikan informasi perubahan ekuitas perusahaan dalam satu periode. Fungsi dari laporan perubahan ekuitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar perubahan ekuitas yang terjadi, dan apa yang menyebabkan perubahan itu. Dalam laporan perubahan ekuitas, terdapat tiga hal yang penting dalam pencatatan, yaitu:
Saldo Awal Periode: yaitu nominal awal keseluruhan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas ini berasal dari investasi awal pemilik perusahaan atau penambahan investasi dari pihak lain.
Laba Bersih Periode Berjalan: yaitu keuntungan yang diperoleh setelah menjalankan kegiatan operasional dan usaha perusahaan. Laba ini akan ditambahkan dengan saldo awal perusahaan. Namun jika yang didapat perusahaan adalah rugi, maka saldo awal harus dikurangi jumlah kerugian yang ditanggung perusahaan.
Prive: yaitu transaksi yang berkaitan dengan pemilik modal, atau dengan kata lain pengambilan dana perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadinya. Prive yang diambil akan mengurangi saldo awal perusahaan. (Baca juga: Standar Akuntansi Keuangan).
dikutip : dosenakutansi.com